Pembangunan di bidang pendidikan
membutuhkan kebijakan yang tepat sasaran guna mencapai keberhasilan pembangunan
sumber daya manusia setiap daerah yang
ada di Propinsi Riau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebijakan
pendidikan di Propinsi Riau pada masa otonomi daerah Tahun 2004-2011 dan
Menjelaskan dan memaparkan Kendala yang dihadapi di bidang pendidikan di
Propinsi Riau pada masa otonomi daerah Tahun 2004-2011. Hasil penelitian
menunjukan adanya kebijakan pendidikan di Propinsi Riau pada masa otonomi
daerah, selama ini khususnya terhadap efektifitas kebijakan dalam pengalokasian
anggaran yang dilakukan oleh Pemerintah Propinsi Riau belum menunjukan adanya
kebijakan yang lebih efektif, dalam hal ini mengalokasiakan anggaran dalam APBD
Propinsi Riau untuk pembangunan di bidang pendidikan. Kendala yang dihadapi adalah,
belum tersedianya sumber daya manusia yang handal dalam penyelenggaraan
pendidikan, adanya keterbatasan anggaran dalam pembiayaan pendidikan, fasilitas
pendidikan yang belum memenuhi kebutuhan masyarakat terutama masyarakat di
daerah pelosok atau desa terpencil, dan belum diterapkan sistem Manajemen Berbasis
Sekolah disetiap pemerintah kabupaten/kota di Propinsi Riau.
Senin, 06 Mei 2013
Rabu, 09 Januari 2013
Salah satu
tuntutan menjadi dosen yang profesional adalah melakukan penelitian dan
pengembangan sesuai dengan bidang ilmu yang dimiliki. Masalah yang dihadapi dewasa
ini adalah rendahnya minat dosen dalam melakukan penelitian. Dari laporan
tahunan, pada tahun 2011 hanya 40 % dosen p. Sejarah fkip ur yang melakukan
penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak faktor yang menyebabkan
rendahnya minat dosen dalam melakukan penelitian yaitu (1) Terbatasnya dana untuk kegiatan riset
dan pengembangan. (2) Kurangnya
minat untuk melakukan riset. (3). Rasa
ingin tahu dan ditindaklanjuti dengan aksi pembuktian juga masih rendah. (4). Kurangnya minat mahasiswa dan dosen
untuk bekerja secara rutin di laboratorium atau di lapangan. (5). Riset belum dijadikan ujung tombak
dalam pengambilan keputusan/kebijakan. (6). Rendahnya networking dosen dan
mahasiswa. (7). Terbatasnya
kemampuan bahasa baik Bahasa Indonesia maupun Bahasa Internasional. (8).
Kurangnya rasa percaya diri. (9). Hasil-hasil
penelitian juga tidak dipublikasikan dalam melaksanakan program pembangunan,
sehingga menimbulkan kemalasan bagi para dosen untuk meneliti,”
Langganan:
Postingan (Atom)